Viral Rumah Sederhana Kapolsek yang Gugur Saat Penggerebekan Sabung Ayam, Lewat Gang, Berpagar Bambu
Nama AKP Anumerta Lusiyanto kembali menjadi sorotan setelah gugur dalam penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kabupaten Way Kanan, Lampung. Kini, muncul kabar bahwa almarhum menerima setoran dari praktik perjudian tersebut. Namun, sang istri dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Menurut sang istri, AKP Anumerta Lusiyanto menolak amplop berisi Rp 1 juta yang diberikan oleh seorang oknum TNI yang diduga menjadi pelaku penembakan. Diketahui, almarhum sering tidak disukai karena dikenal tegas dalam memberantas praktik perjudian di wilayahnya.
Rumah Sederhana AKP Anumerta Lusiyanto Di tengah simpang siur pemberitaan, sebuah video viral di media sosial memperlihatkan kondisi rumah pribadi AKP Anumerta Lusiyanto yang jauh dari kesan mewah. Video tersebut diunggah oleh anggota Biddokkes Polda Lampung, Aipda Romi Indra Setiawan. “Saya terharu dengan pemberitaan sekarang, yang katanya beliau dapat ini, dapat itu. Ini teman-teman bisa lihat sendiri kondisinya,” kata Aipda Romi dalam videonya.
Dalam unggahan di akun TikTok @romi_indra_setiawan, terlihat akses menuju rumah almarhum harus melewati pekarangan rumah orang lain. Aipda Romi bersama Bhabinkamtibmas Aipda Narwin harus berjalan melalui gang sempit dan jalan setapak. Baca juga: 4 Hari Sebelum Tewas Ditembak di Way Kanan, Kapolsek Negara Batin Lusiyanto Turun Bagikan Takjil “Ini lewat gang sempit, gang kecil. Mobil bisa masuk nggak, Pak Bhabin?” tanya Aipda Romi. “Nggak bisa, motor saja agak susah ini,” jawab Aipda Narwin. Rumah tersebut berada di ujung tanjakan, dengan pagar bambu sederhana setinggi paha orang dewasa. Dinding rumah belum diplester, dan bagian dalam rumah juga tampak sederhana
. “Pagarnya bambu, dinding bahkan belum diplester,” ujar Aipda Romi. Interior Rumah yang Sederhana Masuk ke dalam rumah, dindingnya didominasi warna kuning. Di ruang tamu terdapat sofa merah lengkap dengan meja serta beberapa foto almarhum bersama istrinya yang terpajang di dinding. “Saya pengen nangis, Pak. Saya tahu benar kondisi beliau ketika diotopsi di kamar jenazah,” ujar Aipda Romi sambil memperlihatkan foto-foto almarhum saat masih sekolah perwira.