Berita Utama

Rektor Prof Jamaluddin Jompa Tegaskan Aksi Guru Besar Tidak Mewakili Unhas!

Rektor Prof Jamaluddin Jompa Tegaskan Aksi Guru Besar Tidak Mewakili Unhas!

Rektor Prof Jamaluddin Jompa Tegaskan Aksi Guru Besar Tidak Mewakili Unhas!
DOK PRIBADI
Tangkapan layar maklumat rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa.

Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Jamaluddin Jompa, mengeluarkan maklumat resmi pasca adanya flayer atau petisi yang mengatasnamakan Guru Besar dan Dosen Unhas untuk mengajak menyampaikan keprihatinan “Menyelamatkan Demokrasi”.

Dalam maklumat itu, disebutkan bahwa flayer atau petisi’Menyelamatkan Demokrasi’ yang beredar tidak mewakili Unhas secara institusi atau kelembagaan.

Humas Unhas, Dr Ahmad Bahar, membenarkan adanya maklumat resmi dari Rektor tersebut.

Menurutnya, maklumat itu merupakan sikap resmi Unhas secara institusi atau kelembagaan.

“Maklumat itu resmi karena ada tanda tangani elektronik dari pak rektor. Jadi pak rektor ingin kondusifitas di Unhas tetap terjaga,” kata Dr Ahmad Bahar dikonfirmasi tribun, Jumat (2/1/2024) sore.

Lebih lanjut dijelaskan Ahmad Bahar, maklumat yang dikeluarkan Rektor Unhas itu merupakan sikap demokratis Prof Jamaluddin Jompa dalam melihat adanya perbedaan pandangan.

“Jadi beliau (Prof Jamaluddin Jompa) orangnya sangat demokratis, beliau menerima adanya perbedaan sikap. Hanya saja pernyataan yang mengatasnamakan Guru Besar ini tidak mewakili Unhas sebagai institusi,” jelasnya.

Adapun isi dari maklumat itu, sebagai berikut;

“Menyimak kontestasi politik yang semakin panas dengan eskalasi yang semakin mengkhawatirkan,

terutama debat dan pertentangan mengenai pilihan calon presiden, maka saya selaku Rektor Unhas

menyampaikan secara tegas kepada semua sivitas akademika di lingkungan Universitas
Hasanuddin agar:

1. Harus aktif menjaga situasi dan kondisi termasuk ikut memperbaiki suasana perbincangan
agar tidak mengarah ke hal-hal yang provokatif dan intimidatif.

2. Kebebasan berpendapat kita hargai dan junjung tinggi sebagai amanat konstitusi, tapi pilihan
politik yang beragam juga harus dihormati dan dihargai.

3. Meskipun terdapat perbedaan pilihan dan preferensi calon presiden, saya ingatkan untuk
tidak melakukan kampanye hitam terhadap calon presiden yang tidak disukai.

Hindari menyebarkan informasi hoax dan berita-berita yang belum terverifikasi kebenarannya dan
tidak diketahui sumbernya.

4. Mari kita menjaga atmosfir akademik yang sehat dalam bingkai kebebasan mimbar akademik yang bertanggung jawab.

5. Mari kita menjaga silaturahim dan persaudaraan kampus yang kita cintai bersama. Mari kita
jaga dan dewasa menerima perbedaan pilihan politik dalam suasana kekeluargaan.

6. Adanya flyer yang mengatasnamakan Guru Besar dan Dosen Unhas untuk mengajak
menyampaikan keprihatinan “Menyelamatkan Demokrasi”, tidak mewakili Unhas sebagai
institusi.

 

Pos terkait

Polisi Tak Larang Pesta Kembang Api dan Kegiatan Malam Tahun Baru di Malang, Ini Syaratnya

admin

Polresta Malang Kota Mengembalikan Ratusan Motor Hasil Operasi Balap Liar dan Knalpot Brong ke Pemiliknya

admin

Pengamanan Pemilu 2024: Polresta Malang Kota Beri Bekal Rohani untuk Anggota

admin

Tinggalkan komentar